J
|
ia hanya
memperhatikan tingkah sahabatnya hari ini. Entah kenapa ia merasa ada yang
salah dengan sahabatnya, Fei. Fei terkesan menjauhinya. Apakah ini hanya
perasaannya saja atau memang begitu. Fei yang biasanya duduk di barisan paling
belakang. Jia akui ia memang sebal melihat sahabatnya duduk bersama orang lain.
Pada saat
istirahat, Jia mendekati Fei yang sedang duduk sendirian.
‘Fei’
‘ada apa?’
‘aku yang
seharusnya bertanya seperti itu. Ada apa denganmu, Fei?’
‘tak ada
apa-apa’
‘oh..
ayolah… katakan saja padaku. Ada apa denganmu? Apa aku ada salah?’
‘ga… kamu
ga salah…’
Jia sungguh
tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.
‘la..lalu
megapa kamu menjauhi?’ tanpa sadar sebulir bening air mata mengalir turun tanpa
permisi di wajah putih Jia.
‘eh..
jangan menangis’ kata Fei panic melihat sahabatnya tiba-tiba menangis.
‘mengapa
kamu menjauhiku?’ Tanya Jia lirih
‘a..aku tak
cocok bersahabat denganmu. Lihatlah dirimu, cantik dan pintar. Sementara aku,
tak ada satu pun yang bisa kubanggakan’ jawab Fei
‘apa kamu
berpikir seperti itu? Aku menyayangimu Fei. Kadang aku iri dengan kemampuan
memasakmu. Kumohon jangan berkata seperti itu lagi’ kata Jia sambil memeluk
Fei.
‘sungguh?’
‘ya..
jangan jauhi aku lagi ya…’
‘iya’ kata
Fei seraya membalas pelukan Jia.
‘nah
sekarang ayo kita masuk kelas’ kata Jian sambil tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar