Selasa, 19 November 2013

MENABUR ANGIN, MENUAI BADAI Karya Edwin Filemon



            Hari ini adalah hari terindah dalam hidup seorang kepala polisi dan istrinya karena kelahiran putra pertama mereka. Mereka adalah keluarga yang kaya raya tetapi, kekayaan ini didapat dari hasil korupsi ayahnya.
            Dua puluh tahun telah berlalu, sang anak sudah semakin besar dan melamar untuk menjadi seorang polisi karena melihat kehebatan ayahnya menangkap penjahat-penjahat. Ia pun diterima sebagai polisi. Setelah bekerja sebagai polisi selama setahun, ia mengetahui bahwa ayahnya bukanlah polisi yang baik ayahnya sering menerima suap untuk memutarbalikan fakta. Tetapi ia membiarkan ayahnya berbuat demikian karena ia melihat ibunya pun mendukung sang ayah. Ia menjadi polisi yang hebat tetapi, ia menerima suap.  Lama-kelamaan, kejahatan mereka pun ketahuan sehingga mereka ditahan di tempat yang sama. Saat di perjalanan menuju tahanan mereka bertemu.
‘ayah…’
‘anakku?’ ayahnya heran.
‘apakah engkau pun melakukan kesalahan yang sama?’
‘iya..ayah..’ jawab anaknya malu.
‘astaga..nak.. maafkan ayah tidak memberi teladan yang baik’
            Mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan dan ada di sel yang sama. Tetapi, celakanya mereka satu sel dengan penjahat yang pernah ditangkap mereka. Penjahat itu mengenali mereka sehingga ayah dan anak itu dipukul hingga babak belur dan meninggal. Ibunya sangat sedih dan ia hidup sendirian dengan miskin karena hartanya disita negara sampai habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar