P
|
ada suatu
pagi, Fendi bersama ibunya berolahraga di dekat apartemen mereka. Lalu, Fendi
memberitahu ibunya bahwa ia akan segera diwisuda. Ibunya sangat senang dan
berpikir setelah wisuda Fendi harus segera mendapatkan jodoh. Sang ibu
berencana untuk menjodohkan dengan anak teman arisannya.
Selesai
berolahraga ibu Fendi pergi ke mini market dan Fendi pulang duluan. Saat
menunggu di depan lift, Fendi bertemu dengan seorang nenek dan gadis cantik yang
sedang makan es krim. Fendi tersenyum ke arah mereka. Di dalam lift mereka pun
berkenalan. Nama gadis itu, Putri. Tiba-tiba telepon genggam Putri berdering.
Dia kesulitan untuk mengambilnya di dalam tas karena di tangannya ada es krim
dan barang belanjaan. Fendi menawarkan bantuan dengan membantu memegang es krim
Putri. Setelah Putri menerima telepon dari ibunya Fendi memberanikan diri untuk
meminta nomor telepon Putri. Tetapi karena telepon Fendi kehabisan baterai maka
Fendi menuliskannya di tangan dan langsung berpamitan kepada mereka. Fendi
senang telah berkenalan dengan gadis cantik tadi. Sesampainya di kamar, Fendi
merasa dia harus mandi karena badannya lengket oleh keringat sisa olah raga. Namun,
dia teringat pada nomor Putri yang ada di tangannya. Dia kecewa dan menyalahkan
dirinya yang begitu ceroboh, nomor itu hilang, bersih sebersih badannya yang
telah terbasuh air. Fendi berusaha mengingat tapi tetap tidak ingat.
Beberapa
hari kemudian, ibunya mengajak Fendi untuk ikut arisan. Fendi berinisiatif
membeli makanan ringan dan es krim. Begitu sampai di tempat arisan ternyata
Fendi bertemu dengan Putri seorang gadis cantik yang bertemu dengannya di lift
dan seorang gadis yang akan dijodohkan ibu Fendi kepadanya. Walaupun masih
kikuk tapi Fendi dan Putri sebenarnya punya perasaan yang sama. Fendi mendekati
ibunya dan memeluk sambil berkata ‘Terima kasih, Bu’. Ibunya terkejut dan hanya
bisa menatap heran sikap anak semata wayangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar