Selasa, 19 November 2013

Aku dan Kamu Karya Kartika Paramitha – 9_2/18



N
amaku Karin, aku bersekolah di SMA Bintang Haryu kelas 10. Aku selalu diam di kelas, tidak ada yang mau berbicara karena aku terbilang cuek. Hanya ada satu teman yang selalu di dekatku yaitu Hani. Kami bersahabat sejak SMP kelas 7 sehingga teman-teman menyebut kami dengan sebutan Best Friends Forever. Tidak ada teman yang seperti Hani, ia selalu peduli di saat aku senang maupun susah.
‘Karin, Bu Indah memberi tugas.’ Kata Hani
‘Tugas slogan itu?’ tanyaku
‘Iya… apakah kau sudah ada ide?’
‘Hmmm… belum… hehehe… menurutmu apa ya?’ aku balik bertanya
‘Hmmmmm… apa ya…’ Hani tampak serius berpikir.
Pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia dan kami belum menemukan slogan yang menarik. Saat Bu Indah memulai pelajaran nama kami dipanggil untuk menyebutkan slogan kami  yang nantinya akan ditulis dan dihias sekreatif mungkin.
‘Karin.. Hani, silakan maju ke depan. Sebutkan slogan kalian dan jelaskan alasannya’
Kami berdua maju ke depan dengan perasaan gugup karena kami belum tahu apa slogannya. Aku menatap Hani. Lalu aku menulis di papan kelas “AKU+KAMU = SAHABAT”
‘Itulah slogan kami, bu… karena siapapun aku dan siapapun kamu kita semua sahabat.’ Hani menjelaskan.
Bu Indah dan teman-teman langsung memberikan tepuk tangan untuk kami.

FITNAH LEBIH KEJAM DARI……… Karya Clarissa- 9_2/



 “Waktu itu, aku pernah di fitnah oleh temanku yang bernama Maria.” cerita Chloe kepada adiknya. Pada saat itu mereka sedang duduk santai di ruang keluarga. “Jadi, teman ku ini mengadu domba ku dan sahabat dekat ku, Anna. Dia berkata bahwa aku mengambil dan membaca diary sahabatku. Tentu saja aku marah dan sangat tersinggung dengan perkataan itu.” Kata Chloe sambil mengenang masa lalunya. “Anna yang tidak tahu harus mempercayai siapa diam saja. Maria dengan semangat menjelek-jelekan aku di depan semua orang. Aku membela diriku dan pada akhirnya orang lain pun percaya kepadaku. Anna pun mempercayaiku. Sekarang, Anna dan aku semakin dekat. Kami berdua bersepakat bahwa kami tidak mau berteman dengan Maria lagi. Maria di jauhi dan di benci orang lain. Dengan keadaannya yang seperti itu dia memutuskan untuk pindah sekolah. Menyedihkan memang, tetapi dia memang sangat pantas mendapatkannya.” Chloe menyudahi ceritanya. “Nah, Erika dari cerita tadi tentu kau tahu bahwa kita tidak boleh memfitnah orang lain. Jika kita melakukannya, orang lain akan membenci dan menjauhi kita. Terlebih lagi mereka tidak akan mempercayai kita lagi. Kau mengerti? Tanyanya kepada Erika.
“Ya. Tetapi apa yang terjadi dengan Maria?” Erika bertanya.
Chloe berpikir sejenak lalu menjawab, “Aku tidak tahu. Kami sudah tidak pernah berkomunikasi lagi sejak dia pindah sekolah. Dia memang pernah menanyakan kabarku dan bertanya apakah kami masih berteman, tapi sesudah itu kami tidak pernah berkomunikasi lagi. Yang terpenting, kamu harus mengingat bahwa memfitnah orang lain adalah perbuatan yang sangat buruk. Jangan pernah sekalipun kau berpikir untuk melakukannya.” Kata Chloe dan Erika mengangguk.

JODOH PASTI BERTEMU Karya Henokh Chris Suryono – 9_2/14



P
ada suatu pagi, Fendi bersama ibunya berolahraga di dekat apartemen mereka. Lalu, Fendi memberitahu ibunya bahwa ia akan segera diwisuda. Ibunya sangat senang dan berpikir setelah wisuda Fendi harus segera mendapatkan jodoh. Sang ibu berencana untuk menjodohkan dengan anak teman arisannya.
Selesai berolahraga ibu Fendi pergi ke mini market dan Fendi pulang duluan. Saat menunggu di depan lift, Fendi bertemu dengan seorang nenek dan gadis cantik yang sedang makan es krim. Fendi tersenyum ke arah mereka. Di dalam lift mereka pun berkenalan. Nama gadis itu, Putri. Tiba-tiba telepon genggam Putri berdering. Dia kesulitan untuk mengambilnya di dalam tas karena di tangannya ada es krim dan barang belanjaan. Fendi menawarkan bantuan dengan membantu memegang es krim Putri. Setelah Putri menerima telepon dari ibunya Fendi memberanikan diri untuk meminta nomor telepon Putri. Tetapi karena telepon Fendi kehabisan baterai maka Fendi menuliskannya di tangan dan langsung berpamitan kepada mereka. Fendi senang telah berkenalan dengan gadis cantik tadi. Sesampainya di kamar, Fendi merasa dia harus mandi karena badannya lengket oleh keringat sisa olah raga. Namun, dia teringat pada nomor Putri yang ada di tangannya. Dia kecewa dan menyalahkan dirinya yang begitu ceroboh, nomor itu hilang, bersih sebersih badannya yang telah terbasuh air. Fendi berusaha mengingat tapi tetap tidak ingat.
Beberapa hari kemudian, ibunya mengajak Fendi untuk ikut arisan. Fendi berinisiatif membeli makanan ringan dan es krim. Begitu sampai di tempat arisan ternyata Fendi bertemu dengan Putri seorang gadis cantik yang bertemu dengannya di lift dan seorang gadis yang akan dijodohkan ibu Fendi kepadanya. Walaupun masih kikuk tapi Fendi dan Putri sebenarnya punya perasaan yang sama. Fendi mendekati ibunya dan memeluk sambil berkata ‘Terima kasih, Bu’. Ibunya terkejut dan hanya bisa menatap heran sikap anak semata wayangnya.

MENABUR ANGIN, MENUAI BADAI Karya Edwin Filemon



            Hari ini adalah hari terindah dalam hidup seorang kepala polisi dan istrinya karena kelahiran putra pertama mereka. Mereka adalah keluarga yang kaya raya tetapi, kekayaan ini didapat dari hasil korupsi ayahnya.
            Dua puluh tahun telah berlalu, sang anak sudah semakin besar dan melamar untuk menjadi seorang polisi karena melihat kehebatan ayahnya menangkap penjahat-penjahat. Ia pun diterima sebagai polisi. Setelah bekerja sebagai polisi selama setahun, ia mengetahui bahwa ayahnya bukanlah polisi yang baik ayahnya sering menerima suap untuk memutarbalikan fakta. Tetapi ia membiarkan ayahnya berbuat demikian karena ia melihat ibunya pun mendukung sang ayah. Ia menjadi polisi yang hebat tetapi, ia menerima suap.  Lama-kelamaan, kejahatan mereka pun ketahuan sehingga mereka ditahan di tempat yang sama. Saat di perjalanan menuju tahanan mereka bertemu.
‘ayah…’
‘anakku?’ ayahnya heran.
‘apakah engkau pun melakukan kesalahan yang sama?’
‘iya..ayah..’ jawab anaknya malu.
‘astaga..nak.. maafkan ayah tidak memberi teladan yang baik’
            Mereka pun akhirnya sampai di tempat tujuan dan ada di sel yang sama. Tetapi, celakanya mereka satu sel dengan penjahat yang pernah ditangkap mereka. Penjahat itu mengenali mereka sehingga ayah dan anak itu dipukul hingga babak belur dan meninggal. Ibunya sangat sedih dan ia hidup sendirian dengan miskin karena hartanya disita negara sampai habis.

MENCONTEK? NO WAY! Karya Johan Joshua, W. – 9_1/13


J
oshua bangun dari tempat tidurnya dan melihat waktu sudah pukul 06.15 WIB. Ia membereskan tempat tidur dan segera mandi. Setelah siap  ia langsung  naik sepedanya menuju sekolah. Tidak seperti biasanya, Joshua hari ini menyendiri dalam kelas. Temannya Hendy menghampiri  dan bertanya, ‘Apa yang kau lakukan dalam kelas sendirian?’
Joshua kaget dan menjawab ‘Saya belum buat PR Matematika’
‘Nich..’ Hendy memberikan PRnya. Tapi, Joshua menolak.
‘Hey, kenapa kamu tidak mau lihat jawabannya?’
‘Saya lebih baik tidak mengerjakan daripada harus mencontek’ jawab Joshua tegas.
Hendy pun keluar kelas salut dengan sikap temannya.
Ternyata Joshua baru saja kehilangan adiknya, Jose. Jose meninggal dengan cara mengenaskan. Jose jatuh dari lantai 4 di apartemennya. Dia jatuh karena Joshua berusaha mencontek jawaban dari permainan yang mereka mainkan. Jose lari menuju balkon, jatuh terpeleset dan kehilangan kendali hingga terjatuh dari balkon.
‘Adikku langsung meninggal di tempat!!’ seru Joshua pada Hendy.
Sejak kejadian itu Joshua selalu berpegang teguh pada prinsipnya yang tidak akan mencontek lagi. Joshua sangat menyesal karena kejadian tersebut. Joshua merasa bersalah. Itulah sebabnya Joshua berikrar tidak akan pernah berbuat curang dengan mencontek.

MISI SEORANG AYAH Karya Feix – 9_1/11



A
da seorang ayah dan anak tinggal di sebuah pulau bernama ‘Fizzy Land’. Pulau ini tidak dihuni siapa pun kecuali oleh John dan putrinya bernama Marry. Ibu Marry meninggalkan Marry sejak Marry berusia 4 tahun. Ayahnya seorang penyelamat di negara seberang yaitu Tuzu Land. Hingga suatu hari, ayahnya diberikan sebuah misi oleh negara tersebut dan harus meninggalkan putrinya yang saat itu berusia 14 tahun. Ayahnya berkata, ‘Marry, ayah akan pergi ke Tuzu Land karena ada misi yang harus ayah kerjakan. Tetapi, ayah janji  akan kembali secepatnya.’ Marry mengangguk dan langsung memeluk ayahnya dengan erat.
·          
Berbulan-bulan Marry menunggu ayahnya. Hingga tahun ketiga, tepat di ulang tahunnya yang ke 17 ayahnya pulang. Marry terkejut dan sangat senang, ia pun keheranan karena ada bingkisan besar di samping ayahnya berdiri.
‘ayah apakah misimu sukses?’
‘sukses, nak. Dan kamu tahu ayah membawa apa?’
‘hmmm… tidak…’ jawab Marry sambil menggelengkan kepalanya.
Kemudian ayah membuka bingkisan tersebut dan ternyata isinya adalah Ibu Marry.
‘Selamat ulang tahun, Marryku sayang. Aku bawakan hadiah yang cukup sulit ayah dapatkan. Ayah takut ibumu menolak tetapi. Walaupun ayah tahu ibumu tak bisa memaafkanku tetapi ayah yakin karena cinta yang tulus padamu, akhirnya ibumu bersedia datang.’
‘iya..Marry… maafkan ibu, nak. Selama ini tidak bisa menemani. Satu hal yang harus kamu tahu, aku sangat mencintaimu, Marry.’
‘ayah… ibu… ini adalah hadiah terindah…’ Marry menangis bahagia dan memeluk orang tuanya.
‘terima kasih ayah… terima kasih ibu…’ 

MY FAMILY MY EVERYTHING Karya Jeffry Andiyanto – 9_2/15




A
da seorang bernama Jason dan dia memiliki adik bernama Kevin. Mereka berdua sangat akrab. Suatu hari Jason sedang asyik bermain komputernya, sedangkan Kevin bermain bola. Saking asyiknya Kevin bermain hingga membuat bolanya terpantul ke tembok dan mengenai kepala Jason. Jason marah tapi dia masih sabar dan hanya diam. Setelah bola terpantul Kevin melanjutkan untuk menggambar, dibawanyalah peralatan menggambarnya yaitu crayon dan buku gambar. Jason melihat Kevin serius menggambar, Jason merasa tenang. Jason berniat mengambilkan air minum untuk Kevin, lalu Jason pergi ke dapur sekembalinya dari dapur betapa terkejutnya Jason karena tembok kamarnya penuh dengan coretan crayon. Hilanglah rasa sabarnya, dia mengusir Kevin dari kamarnya. Jason membanting pintu kamar dan menguncinya. Jason kembali bermain komputer tapi karena lelah tak lama ia pun tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi adiknya Kevin kabur dari rumah karena telah diusir Jason. Jason terbangun, ia panik. Jason membuka pintu kamarnya, keluar rumah untuk mencari Kevin. Jason mencari di halaman belakang tapi, tak ada. Dia mencari di taman dekat rumahny,  tak ada.  Dia mencari lagi di sekitar jalan-jalan rumahnya pun tak ada. Tak terasa matahari sudah tenggelam. Jason merasa bersalah. Ia sedih, takut, dan menyesal.  Sesampai di rumah, Jason terkejut melihat Kevin sedang duduk santai di depan TV. Jason langsung memeluk Kevin, ia meminta maaf pada adiknya. Ia sadar walaupun Kevin sering membuat dia kesal tapi, Kevin adalah adik tercinta baginya. 

NIGHTMARE Karya Josephine Kasih- 9_1/14



“Rina, kamu suka sama Dovi ya? kan aku duluan yang suka sama Dovi! Dasar pengkhianat!” ucap Sheila sahabat Rina kesal lalu pergi. Rina hanya bisa diam, memang benar Rina menyukai Dovi diam – diam tapi perasaan itu dia simpan begitu mengetahui sahabatnya suka dengan Dovi

          Sejak hari itu Sheila tidak ingin lagi bermain dengan Rina, bukan hanya Sheila, tetapi teman – teman yang lain. Sheila memang cukup terkenal di sekolah pasti semua orang lebih memilih berteman dengan Sheila. Rina hanya bisa menerima keadaan tersebut walaupun dia juga penasaran dari mana Sheila tahu hal tersebut.
            “Eh, liat deh ! pengkhianat datang tuh !” ledek Sheila saat Rina masuk kantin. Seluruh isi kantin menyoraki Rina. Rina harus menanggung malu demi perut yang lapar. Bel pulang berbunyi, Rina langsung bergegas pulang. Pikirannya terus memikirkan kejadian di kantin tadi siang, tanpa disadari sebuah truk lewat dan menghantam tubuh Rina .
                                                            ***
“RINA ! kamu tidak sekolah ?!” teriak ibunya Rina . Rina terkejut dan terbangun dari tidurnya .
“bukannya tadi aku tertabrak truk bu?” Tanya Rina
“kamu mimpi ya ?”ucap ibunya Rina bingung lalu pergi .
mimpi? itu semua hanya mimpi? bodohnya aku!’ ucap Rina dalam hati sambil menggelengkan kepala


PERSAHABATAN Karya Stephanie Lauren – 9_2/27



J
ia hanya memperhatikan tingkah sahabatnya hari ini. Entah kenapa ia merasa ada yang salah dengan sahabatnya, Fei. Fei terkesan menjauhinya. Apakah ini hanya perasaannya saja atau memang begitu. Fei yang biasanya duduk di barisan paling belakang. Jia akui ia memang sebal melihat sahabatnya duduk bersama orang lain.
Pada saat istirahat, Jia mendekati Fei yang sedang duduk sendirian.
‘Fei’
‘ada apa?’
‘aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Ada apa denganmu, Fei?’
‘tak ada apa-apa’
‘oh.. ayolah… katakan saja padaku. Ada apa denganmu? Apa aku ada salah?’
‘ga… kamu ga salah…’
Jia sungguh tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.
‘la..lalu megapa kamu menjauhi?’ tanpa sadar sebulir bening air mata mengalir turun tanpa permisi di wajah putih Jia.
‘eh.. jangan menangis’ kata Fei panic melihat sahabatnya tiba-tiba menangis.
‘mengapa kamu menjauhiku?’ Tanya Jia lirih
‘a..aku tak cocok bersahabat denganmu. Lihatlah dirimu, cantik dan pintar. Sementara aku, tak ada satu pun yang bisa kubanggakan’  jawab Fei
‘apa kamu berpikir seperti itu? Aku menyayangimu Fei. Kadang aku iri dengan kemampuan memasakmu. Kumohon jangan berkata seperti itu lagi’ kata Jia sambil memeluk Fei.
‘sungguh?’
‘ya.. jangan jauhi aku lagi ya…’
‘iya’ kata Fei seraya membalas pelukan Jia.
‘nah sekarang ayo kita masuk kelas’ kata Jian sambil tersenyum.

太陽の歌 (TAIYOU NO UTA) SONG OF THE SUN Karya Thalia – 9_1/27



Yui selalu memandang melalui jendela rumahnya berangan-angan kapan dia bisa keluar rumah pada pagi hingga siang hari. Yui adalah seorang gadis yang berbeda karena dia hanya bisa keluar rumah pada malam hari dan harus pulang sebelum matahari terbit. Dia tidak dapat terkena sinar matahari secara langsung karna jika terkena matahari maka kulit nya akan terbakar. Yui selalu keluar pada malam hari untuk bernyanyi di taman yang kosong dan sepi karena ditempat itu dan pada waktu itu saja dia dapat menciptakan lagu yang sangat indah. Dia mengeluarkan gitar, menyalakan lilin dan mulai menyanyikan lagu yang dia ciptakan sendiri.

“Yoake mae no mabataku hoshi wa.
--bintang yang berkedip sebelum subuh

kiete ita no? asu wa ita no?
--menghilangkah? akankah esok kembali?

Tomorrow never knows
--siapa yang tahu

It's happy line
--garis kebahagiaan hari esok”

Sekilas mungkin orang-orang akan merasa aneh dengan apa yang dilakukan oleh seorang gadis muda pada malam hari sambil bermain gitar dan menyanyikan lagu. Namun, tidak ada cara lain untuk mengeluarkan perasaan yang dia miliki selain bernyanyi dan membuat lagu.

Taiyou no Uta” kata Yui sambil menghela nafas. “Waktu yang kumiliki tidak banyak lagi karena hanya ini kesempatan terakhirku untuk bernyanyi. Sebelum waktu ku habis aku ingin bernyanyi sesuka hatiku walaupun tidak ada yang mendengarkan sekalipun tetapi tetap aku akan bernyanyi untukku dan untuk Matahari.” Apa yang dia katakan tidaklah salah karena dari hari ke hari kondisinya semakin buruk. Tangannya sudah tidak lagi dapat memegang dengan baik dan perlahan-lahan dia tidak dapat berjalan sehingga memerlukan bantuan kursi roda. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena Tuhan berkehendak lain. Yui sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sebelum dia meninggal, ia merekam lagu yang ia ciptakan sendiri dengan sepenuh hati untuk kedua orang tuanya dan sahabatnya.

            “Oh Goodbye days ima, kawaru kigasuru
---selamat tinggal hari hari sekarang, aku merasa berubah

Kinou made ni SO LONG~
---sampai hari kemarin begitu lama

Kakko yoku nai yasashisa ga soba ni aru kara
---karena ada kebaikan yang tak segan di sampingku

La la la la la with you
---la la la la la denganmu”

Dengan ini dia dapat hidup tenang di sana bersama dengan Matahari.




“Terinspirasi dari Taiyou no Uta”

YANG TIDAK TERLIHAT - Karya Novita - 9_1/17



M
alam ini, aku melangkahkan kakiku ke ruangan kerja ayah dan mendekati salah satu laci meja kerjanya. Aku tidak tahu mengapa ayah begitu bersikeras melarangku untuk membuka laci ini sejak usiaku masih terbilang kanak-kanak. Beruntung mulai hari ini sampai minggu depan, ayah mendapat tugas di luar negeri. Di dalamnya, aku menemukan sebuah diary using. Yah… mungkin ini akan menjadi rahasia antara aku, Tuhan, dan untaian kalimat yang aku baca dalam diary itu.
Pada halaman pertama, terdapat foto ayah dengan seorang perempuan. Ah.. ini Ibu. Wajahnya mirip sekali denganku. Aku dapat mengenalinya dengan jelas meksipun aku tidak pernah melihat, meyentuh, dan merasakan kasih sayang dari ibu karena ibu meninggal sesaat setelah aku menyapa dunia. Aku tersenyum pahit. Tanpa ragu, aku membuka halaman selanjutnya. Hatiku tercengang dengan isi halaman tersebut.

Surat untuk Naira
Naira, ibumu meninggal dengan menyiapkan beberapa pesan untukmu. Ia mengatakannya kepda ayah beberapa saat sebelum operasi dimulai. Ibu minta tolong kepada ayah untuk senantiasa menjaga dan merawatmu sepenuh hati. Ibu juga memohon kepada ayah untuk menjadikanmu sebagai putri nomor satu di dalam hidup yah. Ibu memperingatkan ayah untuk tidak membenci teman lelakimu karena ibu sangat ingin melihat putrinya jatuh cinta. Ibu menasihatimu bahwa keajaiban yang terbaik adalah saat kelak kamu membuat hati orang yang kamu cintai berdegup kencang dan inilah kalimat terakhir yang ibu katakan agar ayah menyampaikan pada ketika kamu memasuki mahligai pernikahan ,’ia harus menjadi ibu yang baik bagi anak-anakny, ia harus senantiasa berada di sisi mereka dan mngikuti pertumbuhan serta perkembangan mereka’  Sedangkan ini adalah pesan ayah untukmu, nak… terkadang banyak hal-hal yang tidak terlihat di dunia ini. Tetapi hal-hal itulah yang terpenting dalam hidup kita. Selamat atas hari pernikahanmu, nak. Ayah dan ibu mencintaimu.

Air mata merebak di kedua sisi mataku. Ketika aku membuka lembaran selanjutnya, tidak ada apapun lagi yang tertulis di buku diary itu. Mungkin suatu saat nanti ketika aku menikh, aku akan membaca surat ini untuk kedua kalinya. Terima kasih ayah. Terima kasih ibu. 

YOU - Karya Sonia - 9_1/23


“Jen, dia masih ada gak?” aku bertanya pada teman sebangkuku yang sedang asyik menyisir rambut.
“Masih,” jawabnya sambil menyibakkan poninya.
“Dia ngapain, Jen?” tanyaku lagi penasaran.
“Aduh, gue gak tau, Nad. Udah lo liat sendiri aja, daripada penasaran kayak gini,” sarannya. Aku hanya terdiam. Aku gak berani menolehkan kepalaku ke arah belakang kelas yang biasa jadi tempat tongkrongan “dia” dengan beberapa teman sekelasku.
“Ya udah ntar lo tanya aja ke Thalita. Dia kan duduk di belakang pasti tau lah si Kevin ngapain aja,” lanjutnya sambil berdiri dari tempat duduknya.
“Eh, lo mau kemana?”
“Biasa, toilet. Mau ikut?” tawarnya.
“Mau dong,” aku berdiri dari tempat dudukku dan langsung menyusul Jenny. Ku beranikan diri menoleh ke arah “dia” yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Seulas senyum tergambar di wajahku.
“Kenapa lo, Nad, senyum-senyum aja?” tanya Putri, temanku, setibanya kami di toilet.
“Hah? gak pa-pa,” jawabku gelagapan.
“Biasa, Put, masih terpesona sama Kevin,” sahut Jenny yang baru aja keluar dari toilet.
“Sstt! Aduh lo kalau ngomong pelanan dikit dong,” pintaku sambil meletakkan telunjuk di bibirku dan memandang ke sekeliling.
“Hah? Lo masih suka, Nad, sama dia? Katanya udah move on?” Putri memandangku heran.
“Dia lagi move on, gaya doang, Put, padahal mah nggak bisa tuh. Hahah..” ledek Jenny. Aku hanya meringis meratapi kenyataan bahwa aku belum bisa move on dari Kevin, anak kelas sebelah.
“Ckck.. Gue kira lo udah bisa move on, habis lo udah gak bahas dia lagi dan kayaknya lo fine-fine aja liat dia mesra-mesraan sama ceweknya,” ujar Putri panjang lebar.
“Kan kayaknya, Put, padahal? Dia setiap hari ngomongin Kevin mulu. Sampe bosen gue dengernya,” kata Jenny sambil mematut dirinya pada cermin.
“Udah ah, gak usah bahas dia deh, jadi males kan,” aku berjalan meninggalkan mereka. Aku sudah mulai bad mood kalau membahas Kevin dengan ceweknya.
“Males apa galau?” goda Jenny diiringi cekikikan Putri.
“Tau ah,” kataku cemberut.
---

            Aku membanting diri ke tempat tidur. Rasa lelah bercampur emosi menjadi satu. Gimana gak emosi, aku melihat dengan jelas cewek itu naik ke motornya Kevin. Kini, air mataku tak kuasa lagi aku bendung kala mengingat hal tadi. Sudah cukup bagiku melihat dia kini berstatus pacar orang. Seketika seperti sengatan halus namun dalam merasuki tubuhku. Dengan cepat, kenangan indah bercampur pahit bermain di depanku. Saat aku pertama mengenal Kevin, setahun yang lalu. Kami bercanda ria di kelas, saat kami masih dekat. Saat dirinya selalu memperhatikanku. Saat kami ber-SMS ria membicarakan semua hal. Saat dirinya memanggilku dengan sebutan yang sangat amat kurindukan saat ini. Namun, dengan cepat pula berganti menjadi kenangan pahit saat aku mengetahui hatinya sudah berubah tujuan. Saat aku harus menerima kenyataan bahwa dirinya menyukai temanku sendiri. Saat aku harus mendengar dirinya telah menjadi milik temanku. Untuk kesekian kalinya, air mataku turun. Aku gak tahan untuk menyimpan ini sendiri. Maka aku telepon Jenny, sahabat baikku.
“Gue nggak bisa move on, Jen,” ucapku lirih.
“Bukan nggak bisa tapi belum, Nad,” katanya lembut
“Gue gak tahan, Jen, lihat dia sama tuh cewek,”
“Iya gue ngerti kok, Nad, tapi semua itu butuh proses. Ada kalanya kita mencintai seseorang yang emang gak cinta sama kita.,”
“Tapi gue ngerasa susah banget buat lupain dia,”
“Pelan pelan aja Nad, pokoknya kita kan masih 15 tahun. Masih labil. Jadi kita gak tau kan perasaan kita ntarnya gimana. Jadi jalanin aja. Gak selamanya dunia itu berpihak pada kita. Anggap aja ini pelajaran buat kita biar makin dewasa,” ucap Jenny bijak. Yah, benar juga ucapan Jenny. Aku masih muda. Masih banyak yang bisa aku kerjain selain memikirkan orang yang tidak memikirkan aku.

“There’s a lot of more of life than dating the boy on the football team.” – Taylor Swift

AKU INGIN MENJADI...................


 Wynne Gabriella_7_1

Lemari karena sebuah lemari dapat menyimpan apapun di dalam lemari tersebut.


Ravel da Vinssy_7_1
Sapu, karena saya ingin membersihkan/menghapus dosa yang telah saya perbuat dan  tidak akan mengulanginya.








Reza Yolanda_7_1
Meja karena meja dapat menahan beban yang berat agar dapat meringankan beban orang lain.




Ruben Nathanael_7_1
Lemari karena lemari adalah tempat di mana barang barang beharga disimpan. Jadi, saya ingin menjadi orang yang selalu diberi barang beharga yang berupa kepercayaan oleh orang lain. Karena kepercayaan adalah hal langka, saya akan bersungguh sungguh sampai saya mendapat kepercayaan itu. 

Jason Kiunnedy_7_1
Senter, karena senter dapat menerangi di dalam kegelapan dan juga membantu orang apalagi di saat pemadaman listrik. 



Tasya Geraldine_7_1
Lampu karena lampu bisa menerangi ruangan / jalanan yang gelap menjadi ruangan yang terang. 


Angela Febeyanti_7_1
Kain pel, karna kain pel dapat membersihkan  sesuatu dari  yang kotor menjadi bersih kembali. 






Justine Samantha_7_1
Mesin cuci karena saya bisa meringankan pekerjaan orang untuk mencuci baju atau membersikan baju yang artinya saya ingin meringankan pekerjaan orang lain.



Gabriela Agnes_7_2
AC agar saya bisa menyejukan hati banyak orang yang sedang sedih dan kesepian.