Jumat, 23 Agustus 2013

MERAJUT ULANG MAKNA KEMERDEKAAN oleh FERNANDES NATO, Guru Pkn


Setiap tahun bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan, tepatnya tanggal 17 Agustus. Berbagai pernak-pernik perhiasan ulang tahun kemerdekaan mewarnai  sudut-sudut kota. Warna merah putih menjadi perhiasan unggulan. Toko-toko kelontong meraup keuntungan lebih menjelang festival  tujuhbelasan. Mercon dan kembang api adalah letupan-letupan ledakan pemeriah ulang tahun kemerdekaan yang selalu menghiasi malam tujuhbelasan. Perayaan HUT kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi festival dan sebatas ritual belaka.
Inikah makna kemerdekaan yang dimaksud para pendiri bangsa? Lalu, apakah kemerdekaan kemudian hanya sebatas ritual atau festival saja dan setelahnya kita kembali jatuh ke dalam persoalan-persoalan serupa? Seperti kebebasan beragama yang dibekap oleh monopoli ideology-ideologi keagamaan tertentu, kualitas pendidikan yang buruk, pembangunan yang tidak merata, kasus korupsi yang menggurita?  Inilah wajah pucat kemerdekaan bangsa Indoensia yang telah 68 tahun berlalu. Kita bangsa Indoenesia hidup dalam kemerdekaan semu dengan seluruh ketidakadilan yang merata.
Masih bergelimangnya persoalan bangsa Indonesia lantas tidak membuat kita kehilangan asa untuk terus meju. Kita harus mampu menyeruak rimba ketertinggalan, membuka katub-katub penyebab kebodohan dan terus berderap maju dalam harapan akan masa depan yang lebih baik, kemerdekaan yang lebih menyata dalam pembangunan  sehingga memungkinkan bagi anak-anak bangsa Indonesia untuk mengakses sumber-sumber hidup dan sumber-sumber pengetahuan.
Inilah kemerdekaan yang dimaksud, bahwa kita bangsa Indonesia bebas dalam menetukan nasib kita sendiri. Bebas untuk memperbaiki taraf hidup ke arah yang lebih baik. Tapi apakah hal tersebut telah dicapai? Inilah tugas kita semua untuk membawa bangsa Indonesia keluar dari berbagai keterpurukan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mempu merajut kembali nilai-nilai kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pendiri bangsa. Lakukan sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara sesuai profesi dan kapasitas sosial yang kita miliki.
Sebagai pelajar mari kita terus berprestasi di dalam belajar. Bersaing secara sehat dengan siswa/i lain. Tidak mudah puas dalam hal belajar karena ESENSI belajar adalah rasa ingin tahu terus menerus dan pencaraian tanpa henti hingga akhir hayat. Lakukanlah sesustau sesuai kapasitas kita demi kebaikan bangsa dan negara. Siapa yang setia pada perkara-perkara kecil, dia juga akan setia pada perkara-perkara besar.

SALAM INDONESIA….!!!  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar