Sebagai
guru, cobalah Anda bertanya kepada murid Anda, apakah mereka bangga menjadi
orang Indonesia. Tidak tentu Anda akan mendapatkan jawaban ya. Cobalah Anda
tanya lagi, apakah mereka mencintai produk dalam negeri? Apakah mereka
mencintai kebudayaan Indonesia? Akan lebih sulit lagi mendapatkan jawaban ya.
Beberapa
waktu belakangan ini, kita membaca di banyak media mengenai keprihatinan akan
nasionalisme di kalangan generasi muda. Banyak anak sekolah tidak berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Banyak anak sekolah tidak hapal teks
Pancasila. Banyak anak sekolah tidak tahu mengenai kebudayaan daerah Indonesia.
Banyak anak sekolah tidak kenal pahlawan nasional. Yang lebih memprihatinkan,
generasi muda sekarang lebih condong kepada budaya luar daripada budaya
nasional, misalnya budaya K-Pop yang sekarang tengah mendunia.

Sekolah sebagai
garda terdepan dalam dunia pendidikan perlu menggalakkan semangat cinta negara
dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Maka dalam konteks peringatan
kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 tahun ini, semangat nasionalisme menjadi
relevan untuk diangkat.
Di tengah
berbagai pemberitaan mengenai keprihatinan akan nasionalisme generasi muda,
ternyata masih banyak generasi muda di republik ini yang memperlihatkan sikap nasionalisme
yang pantas untuk dibanggakan. Dalam Olimpiade Astronomi Dunia di Volos, Yunani
baru-baru ini, Tim Indonesia menjadi juara ke-3, mengungguli Cina(4), India(5),
Rusia(10) dan AS(11). Tim Indonesia diwakili oleh M.Imam Adli dari SMA Kharisma
Bangsa, Banten; David Orlando Kurniawan dari SMAK 1 Penabur, Jakarta; Marcelina
Viana dari SMA Santa Ursula, Jakarta; Rizki Wahyu Pangestu dari SMAN 1
Banjarnegara, Jawa Tengah; dan R.Aryo Tri Adhimukti dari SMAN 3 Malang, Jawa
Timur.
Sebenarnya prestasi
akademik siswa-siswa Indonesia di pentas dunia sudah lama dikenal terutama
melalui Olimpiade Fisika. Orang-orang inilah yang mengangkat nasionalisme
Indonesia di panggung internasional. Selain itu, ternyata banyak orang
Indonesia di luar negeri yang mempunyai prestasi besar dan masih mempunyai rasa
nasionalisme yang tinggi. Misalnya
Prof. Nelson Tansu adalah profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh
University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2),
doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer. Lalu ada Yanuar Nugroho, pengajar
di Manchester Institution of Innovation Research dan Pusat Informatika
Pembangunan Universitas Manchester di Inggris. Dan juga ada Sri Mulyani yang
dipercaya menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Semua pencapaian
ini menjadi momentum yang baik untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme
yang sudah mulai luntur di kalangan generasi muda. Apalagi di dalam rangka
peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke68. Presiden AS ke-35, John F. Kennedy pernah mengatakan satu
kalimat yang sangat terkenal: Don't ask
what your country can do for you, but ask yourself, what you can do for your
country. Jangan tanya apa yang negaramu bisa berikan untukmu, tapi tanyalah
dirimu, apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu. Kata-kata ini sangat tepat
untuk menggambarkan seorang warga negara yang baik seharusnya mempunyai sikap
nasionalisme yang pantas dibanggakan untuk negaranya. Melalui momentum
peringatan 68 tahun kemerdekaan RI, mari kita diingatkan kembali untuk
mempunyai jiwa nasionalisme yang sejati. Mari kita mencintai budaya sendiri
lebih daripada budaya asing. Mari kita bangga menjadi orang Indonesia.
Dirgahayu RI ke 68.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar