Kamis, 29 Agustus 2013

Howzaat!!

Minggu (25/8) Tim Cricket SMP KANAAN JAKARTA melaksanakan lomba yang diadakan oleh PCI (Persatuan Cricket Indonesia),bertanding di Taman Olahraga Pancawati International,Bogor-Jawa Barat. "Kami berhasil karena, usaha yang dilakukan adalah dengan cara bekerja keras, latihan yang keras serta adanya teamwork dan komunikasi yang baik antara para pemain." jelas salah satu pemain. Setelah perlombaan pertama terlewati, mereka menantikan perlombaan kedua Kanaan vs Saint enoch 2. Tanggal 08-09-13.(F-JSKK)

TIM CRICKET SKK JAKARTA, (dari kiri - kanan: Bapak Fernandes Nato, Claudio, Edward Reynara, Dandy Atmadja, Albert Christian, Jonathan Kosim, Mario Serano, Stephen Darmawan, Nathanael, Christian Waluyo, Edwin Filemon, Michael Widjaja, Jonathan Gunawan)

Senin, 26 Agustus 2013

Jumat, 23 Agustus 2013

Kepada: Pemuda Harapan Bangsa

Merdeka atau mati!!!
Itulah slogan yang tercipta saat para pejuang terus berusaha memerdekakan Indonesia
dan
itulah kerap yang terdengar sekarang (hanya ) saat menjelang hari kemerdekaan Indonesia
Apa artinya?

68 tahun Indonesia telah merdeka (katanya)

Indo dan Nesia oleh Novita/9_1

Kisah ini sederhana… Berasal dari kehidupan sehari-hari, yang tidak perlu basa-basi.  Cerita ini dimulai ketika didapati ada dua orang anak kembar yang sedang asyik menonton televisi. Anak yang pertama kali lahir duluan bernama Indo dan berjenis kelamin laki-laki. Adik kembarnya yang perempuan bernama Nesia. Hari kelahiran mereka bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, dua bersaudara ini bukan anak biasa. Mereka tidak dapat hidup normal seperti anak-anak lainnya. Keduanya berumur 7 tahun dan mereka cacat.

Layar TV sedang menampilkan tayangan yang berisi program berita tentang kondisi ekonomi negara yang kian memburuk terutama karena banyaknya kasus korupsi. Nesia menepuk pundak kakaknya. Indo memalingkan wajahnya dan memperhatikan gerakan demi gerakan yang Nesia buat. Tampaknya Indo memahami arti gerakan-gerakan Nesia tersebut, Indo membalasnya dengan gerakan-gerakan juga. Ternyata mereka menggunakan bahasa isyarat.

Jika diartikan maka kurang lebih seperti inilah artinya:
Nesia: Mengapa orang-orang yang dapat berbicara dan berpendapat dengan tegas tidak dapat mewakili aspirasi-aspirasi masyarakat dengan benar untuk mengatasi masalah negara kita? Sementara saya bisu.
Indo: Lalu, bagaimana juga dengan orang-orang yang dapat mendengar dengan baik pendapat-pendapat tersebut tetapi pura-pura tidak mendengar? Sementara saya tuli.

Demikianlah mereka saling bertanya namun tidak dapat menemukan jawabannya. Indo dan Nesia pun kelimpungan menemukan kunci dari teka-teki tersebut. Cerita ini selesai, tanpa harus ada kata usai. Kiranya yang berbaik hati, mau memikirkannya dengan peduli.


MERAJUT ULANG MAKNA KEMERDEKAAN oleh FERNANDES NATO, Guru Pkn


Setiap tahun bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan, tepatnya tanggal 17 Agustus. Berbagai pernak-pernik perhiasan ulang tahun kemerdekaan mewarnai  sudut-sudut kota. Warna merah putih menjadi perhiasan unggulan. Toko-toko kelontong meraup keuntungan lebih menjelang festival  tujuhbelasan. Mercon dan kembang api adalah letupan-letupan ledakan pemeriah ulang tahun kemerdekaan yang selalu menghiasi malam tujuhbelasan. Perayaan HUT kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi festival dan sebatas ritual belaka.
Inikah makna kemerdekaan yang dimaksud para pendiri bangsa? Lalu, apakah kemerdekaan kemudian hanya sebatas ritual atau festival saja dan setelahnya kita kembali jatuh ke dalam persoalan-persoalan serupa? Seperti kebebasan beragama yang dibekap oleh monopoli ideology-ideologi keagamaan tertentu, kualitas pendidikan yang buruk, pembangunan yang tidak merata, kasus korupsi yang menggurita?  Inilah wajah pucat kemerdekaan bangsa Indoensia yang telah 68 tahun berlalu. Kita bangsa Indoenesia hidup dalam kemerdekaan semu dengan seluruh ketidakadilan yang merata.
Masih bergelimangnya persoalan bangsa Indonesia lantas tidak membuat kita kehilangan asa untuk terus meju. Kita harus mampu menyeruak rimba ketertinggalan, membuka katub-katub penyebab kebodohan dan terus berderap maju dalam harapan akan masa depan yang lebih baik, kemerdekaan yang lebih menyata dalam pembangunan  sehingga memungkinkan bagi anak-anak bangsa Indonesia untuk mengakses sumber-sumber hidup dan sumber-sumber pengetahuan.
Inilah kemerdekaan yang dimaksud, bahwa kita bangsa Indonesia bebas dalam menetukan nasib kita sendiri. Bebas untuk memperbaiki taraf hidup ke arah yang lebih baik. Tapi apakah hal tersebut telah dicapai? Inilah tugas kita semua untuk membawa bangsa Indonesia keluar dari berbagai keterpurukan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mempu merajut kembali nilai-nilai kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pendiri bangsa. Lakukan sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara sesuai profesi dan kapasitas sosial yang kita miliki.
Sebagai pelajar mari kita terus berprestasi di dalam belajar. Bersaing secara sehat dengan siswa/i lain. Tidak mudah puas dalam hal belajar karena ESENSI belajar adalah rasa ingin tahu terus menerus dan pencaraian tanpa henti hingga akhir hayat. Lakukanlah sesustau sesuai kapasitas kita demi kebaikan bangsa dan negara. Siapa yang setia pada perkara-perkara kecil, dia juga akan setia pada perkara-perkara besar.

SALAM INDONESIA….!!!  




68 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA : MENGGUGAT SEBUAH NASIONALISME Oleh. Joseph Kristiandinata, guru TIK


Sebagai guru, cobalah Anda bertanya kepada murid Anda, apakah mereka bangga menjadi orang Indonesia. Tidak tentu Anda akan mendapatkan jawaban ya. Cobalah Anda tanya lagi, apakah mereka mencintai produk dalam negeri? Apakah mereka mencintai kebudayaan Indonesia? Akan lebih sulit lagi mendapatkan jawaban ya.

Kamis, 15 Agustus 2013

MERDEKA ITU.....

“ Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita….”  ada yang tahu gak lagu itu???   Waktu masih kecil (padahal sekarang juga masih kecil hehehhe…) setiap upacara bendera dalam rangka memeringati hari kemerdekaan negeriku tercinta Indonesia, bangga banget menyanyikan lagu itu. Api semangat membakar dalam diri, membangkitkan jiwa patriotisme, nyanyinya kadang sampai gemetaran (bukan karena lapar lho…).  Apalagi saat bendera merah putih dikibarkan tepat pukul 10.00 wib di bawah terik matahari, semangat tetap tidak tergoyahkan. Beruntungnya aku hidup setelah penjajahan berakhir. Seandainya aku lahir sebelum Indonesia merdeka, berani gak ya aku jadi pejuang seperti Pangeran Diponegoro, Panglima Polim, Pattimura? Atau malah bersembunyi mencari keselamatan diri?
Tapi “MERDEKA” itu apa sich???? Merdeka itu bebas, bebas itu merdeka (bingung…). Bebas dari apa ya? Gak saja bebas dari penjajahan tapi bebas dari kebodohan, itu yang terpenting. Bebas tapi bodoh tidak ada gunanya. Dijajah tapi pintar juga gak asyik… jadi yang bener bebas dan pinter.  Kalau gak mau bodoh ya belajar, biar pinter, biar gak dibodohi orang. Jangan bangga jadi orang pas-pasan wong Tuhan kasih kita otak yang gak pas-pasan. Yuk jadi pribadi yang merdeka… Merdeka dan bangga dengan diri sendiri karena kita diciptakan Tuhan sebagai pemenang. Pemenang dan pemenang… Jangan kalah dengan perubahan jaman yang semakin cepat, teknologi yang makin maju sehingga melupakan apa yang Tuhan berikan kepada kita.
Kemerdekaan negeri ini, tidak cukup hanya diisi oleh lomba makan krupuk, panjat pinang, mencari bola atau pasang bendera merah putih (yang ini juga sudah dilupakan banyak warga Negara ini…).  Mari berlomba lomba memerdekakan diri kita karena kemerdekaan adalah hak setiap orang. Selamat merdeka

Jakarta, 14 Agustus 2013

Mak e Bimo

Hari Kemerdekaan

17 Agustus adalah hari kemerdekaan 68 tahun usiamu sudahlah pasti
Betapa bahagia dan bangga saat itu Kami bangsa Indonesia terharu akan perjuangan para pahlawan pendahulu
Kini setiap tgl 17 Agustus tiba rasannya bangga benar-benar kami rasakan
Kami pelajar-pelajar Indonesia benar-benar ingin menyumbangkan bakti kami demi ibu pertiwi
Kami ingin mengisi kemerdekaan dengan benar-benar belajar
Sebagai balas jasa kami padamu negeriku Indonesia tercinta
Soekarno-Hatta engkaulah yang menjadikan Indonesia ini merdeka
Terima kasih padamu Soekarno-Hatta Dwi Tunggal kemerdekaan Indonesia

Jayalah Indonesia Sepanjang Masa


(F-JSKK)