Senyumnya yang manis ketika mengajar di depan kelas menghantarkan keceriaan yang meluap-luap. Rambutnya yang agak panjang dan berwarna hitam menambah kesan manis di wajahnya. Anting, cincin, dan arloji yang dikenakannya sangat cocok dengan kulitnya yang sawo matang. Ketaatannya kepada Allah memperlihatkan cintanya yang begitu besar kepada Allah.
Wanita yang lahir di Blitar pada tanggal 18 Mei 1977 ini adalah seorang guru agama Kristen di SMPK Kanaan yang memiliki naluri profesional dan sangat bersahabat. Beliau biasa dipanggil Bu Enny.
Banyak murid-murid yang mencintainya juga sering kali membuatnya pusing. Namun, Bu Enny cukup baik dalam mengendalikan emosi hanya dengan mengusap muka yang merupakan salah satu ciri khasnya.
Bu Enny senang dengan pekerjaannya sebagai guru agama Kristen, karena ia ingin menjalani hidupnya seperti air yang mengalir sehingga ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Warna yang digermari oleh Bu Enny adalah warna hijau. Kepribadiannya yang “SerSan”, serius tapi santai sangat cocok dengan warna kesukaannya. Ketika ia sedang serius dan santai, ia akan menyegarkan dan menyejukkan hati maupun pikiran murid-muridnya di kelas dengan firman Tuhan yang disampaikan dengan volume suara yang cukup kencang. Bu Enny memiliki tinggi badan 148 cm dan bobot badan 48 kg yang cukup mendukung postur tubuhnya ketika mengenakan seragam guru juga untuk melakukan jenis olahraga yang disukainya yaitu jogging dan cycling.
Bu Enny memiliki pengalaman hidup yang beragam terutama dalam pekerjaannya. Ia pernah bekerja di perusahaan kontraktor selama 1 tahun karena adanya krisis moneter, ia pindah dan bekerja di perusahaan servis elektronik bagian administrasi. Ia juga pernah bekerja sebagai sekretaris pribadi di Jogja, namun karena tidak cocok ia memutuskan untuk keluar. Lalu bekerja di perusahaan buku. Suatu ketika, Bu Enny dipanggil untuk menghadapi pimpinannya. Sebelum masuk, Bu Enny mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah selesai berbincang-bincang, Bu Enny berjalan menuju pintu untuk keluar. Tanpa ia sadari, ia mengetuk pintu itu lagi. Sang Pimpinan tertawa melihat tingkah Bu Enny tersebut.
Saat ini Beliau tinggal di Bekasi Utara bersama suami dan seorang anak laki-lakinya yang berumur 3 tahun. Ia mencintai keluarganya dan berharap bisa menjadi ibu rumah tangga, guru, dan rakyat yang baik.
(ARA 128)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar