“Masuk sekolah lagi . masuk sekolah lagi !!! Haduuuuuuuhhhhh……. kapan liburnya sih ini sekolah ??” gerutu Sasha.
”Sudahlah jangan banyak mengeluh Sasha, masih banyak orang yang tidak bisa sekolah, mereka ingin sekolah. Kamu yang beruntung bissa mendapat sekolah yang baik , mewah , penuh fasilitas , tidak kamu manfaatkan dengan baik !” Nasihat Santi kakaknya panjang lebar menasihati Sasha yang selalu mengeluh.
“Ahh !! bisa tidak sih gak usah ikut campur !! mereka saja yang miskin !! mereka yang miskin itu memang tidak pantass untuk sekolah ! jangan kau samakan dengan aku !! menyebalkan sekalli kau ini !!” Jawab Sasha marah-marah.
Sasha selalu marah pada Santi. Namun, Santi selalu terus bersabar menasihati adiknya, “Sha, hidup itu seperti roda yang berputar pada porosnya. Tak selamanya di atas.. . Maka dari itu hidup juga berputar pada porosnya, kadang di atas kadang di bawah.” Kali ini Sasha hanya diam.
Hingga suatu hari saat keluarganya mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis, Sasha terkejut dengan keadaan itu. Shasa yang sudah terbiasa hidup dengan kemewahan tidak bisa menerima kondisi keluarganya yang jatuh.
Saat ini mereka hanya tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil. Tidak seperti sebelumnya yang serba ada dan mewah tanpa ada seorang pembantu yang biasanya membersihkan rumah, mencuci piring, mencucikan pakaian mereka dll.
Seiring dengan berjalannya waktu sikap Shasa mulai berubah. Keterpurukan keluarganya membuat sang Ayah jatuh sakit, secara otomatis Shasa dan Santi harus berusaha keras untuk membantu mencari biaya bagi pengobatan ayahnya. Shasa mulai terbiasa dan menerima keadaannya yang serba kekurangan. Shasa teringat nasihat kakaknya Santi bahwa hidup seperti roda yang berputar. Shasa mengenang keadaah keluarganya yang dulu hingga ia pun menangis menyesali tingkah lakunya.

“Shasa” panggil Kak Santi membuyarkan lamunan Shasa
“Iya ada apa Kak Santi ??” kata Shasa bingung
“Ada berita yang ingin kakak sampaikan buat kamu”
“apa kak??”
“Kakak sudah mendapatkan perkerjaan...” ungkap Santi dengan senyum kemenangan
“O ya jadi apa kak??” Tanya Shasa penasaran
“Guru les”
“Apa? guru ??”
“Ya memangnya kenapa ??”
“Oh tidak papa. Apakah ia membutuhkan 1 guru lagi Kak ?? Sepertinya aku juga ingin bekerja”
“Ya di sana memang membutuhkan 1 pekerja lagi. Kamu mau ??” Santi bertanya dengan ragu
“Iya Kak” Jawab Shasa yakin
·
Waktu demi waktu pun berlalu. Kondisi keuangan mereka kembali meningkat, kondisi Ayah pun mulai membaik. Shasa semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Satu hal yang Shasa ketahui tentang pengalaman hidupnya adalah apa pun dan bagaimana pun kondisi yang dialami Shasa selalu pantang menyerah karena hidup adalah perjuangan yang selalu berputar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar